Tumbuhan Sekitar yang Berpotensi sebagai Pesnab

Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia dengan sejuta manfaat. Perkembangan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa tanaman dapat bermanfaat dalam melindungi tanaman dari serangan hama tanaman (PTO). Perlindungan terhadap serangan OPT ini berasal dari produksi metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman tersebut. Pada tumbuhan terdapat 2 jenis metabolisme yaitu primer dan sekunder.

Metabolisme adalah serangkaian perubahan kimia yang terjadi pada sel hidup, termasuk pembentukan dan pemecahan senyawa kimia. Metabolisme primer tumbuhan mencakup semua jalur metabolisme yang penting bagi kemampuan tumbuhan untuk menopang kehidupan. Metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang terlibat langsung dalam pertumbuhan tanaman, sedangkan metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan pada jalur metabolisme lain, meskipun diperlukan, tetapi dianggap tidak memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman.

Metabolit sekunder diketahui penting bagi kehidupan tumbuhan, karena merupakan mekanisme pertahanan terhadap serangan bakteri, virus, dan jamur yang serupa dengan sistem kekebalan pada hewan. Metabolit sekunder juga bermanfaat bagi organisme hidup lainnya. Senyawa metabolik sekunder spesifik diperlukan untuk berkomunikasi dengan organisme lain melalui mutualitas (misalnya, menarik organisme menguntungkan seperti penyerbuk) atau interaksi antagonis (misalnya kompartementalisasi) menghalangi herbivora dan bakteri patogen). Beberapa metabolit sekunder juga digunakan sebagai fungisida atau antibiotik untuk melindungi tanaman dari serangan jamur atau bakteri.

Berikut tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati dan cara pembuatannya :

Bawang putih (Allium sativum L)

Senyawa kimia lain yang dapat merusak membran jamur adalah saponin. Saponin mempunyai kerja merusak membran plasma dari jamur. Senyawa saponin dapat merusak sel membran sitoplasma jamur dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel jamur. Saponin dapat terkondensasi pada permukaan suatu benda atau cairan dikarenakan memiliki gugus hidrokarbon yang larut lemak (berada pada membran sel), sehingga dapat menyebabkan sel-sel pada membran sitoplasma lisis. Senyawa kimia flavoniod pada bawang putih juga memiliki aktivitas antijamur. Flavonoid yang berada di dalam sel jamur akan mengendapkan protein yang tersusun atas asam amino sebagai hasil translasi dari RNA. Gangguan pada pembentukan partikel protein dapat mencegah proses sintesis protein di dalam inti sel sehingga menyebabkan kematian pada sel jamur.

Kunyit (Curcuma domestica)

Kandungan utama kunyit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Menurut Egon (1985) kunyit mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena yaitu turmeron dan artumeron. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kunyit memiliki aktifitas biologis sebagai anti bakteri, antioksidan dan anti hepatotoksik (Rukmana, 1994). Penggunaan kunyit sebagai anti fungi telah dilakukan terhadap beberapa jenis jamur diantaranya Fusarium udum (Singh & Rai, 2000), Coletotrichum falcatum Went, Fusarium moniliforme J. Sheld (Singh et al, 2002), Xanthomonas axonopodis pv. Manihotis (Kuhn et al, 2006) dan Alternaria solani (Stangarlin, 2006). Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kunyit dapat menghambat pertumbuhan miselium jamur, sehingga kunyit dapat dijadikan sebagai pengendali penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur.

Lengkuas (Alpinia galanga (L) Wild)

Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil– sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, δ – pinen, galangin, galanganol dan beberapa senyawa flavonoid.

Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Cengkeh  mengandung  eugenol,  eugenol  asetat,  kariofilen,  sesquiterpenol  dan naftalen. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun.

Lidah buaya (Aloe barbadensis Milleer)

Kandungan bahan kimia : Bahan  kimia  yang  terkandung  dalam  tumbuhan  ini antara     lain  saponin,  flavonoida,  polifenol  dan  tanin.  Bagian  tanaman  yang digunakan adalah daging daun.

Mindi (Melia azedarach)

Daun, buah dan biji M. azedarach mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Selain itu daun dan buahnya mengandung alkaloida.

Pepaya (Carica papaya)

Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid, saponin, beta karotene, pectin, d- galaktosa, l- arabinosa,  papain,  papayotimin  papain,  vitokinose,  glucoside  cacirin,  karpain, papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Bagian tanaman yang digunakan : daun

Putri malu (Mimosa pudica)

Putri  malu  mengandung  senyawa  mimosin,  asam  pipekolinat, tannin, alkaloid, dan  saponin.  Selain  itu,  juga  mengandung  triterpenoid,  sterol,  polifenol  dan flavonoid. Bagian  tanaman  yang  digunakan adalah daun, akar, seluruh bagian tanaman.

Dan masih banyak tumbuhan lainya yang memiliki potensi sebagai pesnab. Tumbuhan yang direkomendasikan untuk dijadikan pesnab yaitu tanaman yang tidak diaplikasikan pestisida sintetis bahkan.

Cara Aplikasi Pestisida Nabati

Berbeda dengan pestisida kimia, pestisida nabati dalam pembuatan dan aplikasi bisa menggunakan lebih dari 1 bahan (bisa dicampur) karena sifatnya yang saling menguatkan dan melengkapi khasiat kandungan senyawa yang terkandung didalamnya.

Pestisida nabati ini yang dibutuhkan dari tanaman yaitu ekstrak tanaman. Ekstrak tanaman diperoleh melalui metode ekstrasi. Tahap dari metode ektrasi yaitu pencucian bahan, pemotongan/penumbukan, pengeringan, maserasi, penyaringan dan evaporasi. Pada tahap ektrasi sederhana secara umum tahap evaporasi tidak dilakukan, sehingga setelah tahap penyaringan dapat langsung dilakukan pengaplikasian.

Aplikasi dilakukan dengan cara : Saring dan tambahkan larutan pestisida nabati dengan air dengan  perbandingan 1 : 9 . Tambahkan sedikit sabun atau lidah buaya sebagai perekat. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari. Cara yang lain yaitu dengan penyiraman di sekitar perakaran agar fungisida nabati dapat bekerja secara sistemik. Aplikasi bisa diulang 3 kali dengan interval setiap 5 hari sekali.

Sumber :

https://ditjenbun.pertanian.go.id/metabolit-sekunder-dialil-sulfida-pada-bawang-putih-alium-sativum/#:~:text=Meskipun%20demikian%2C%20keberadaan%20metabolit%20sekunder,membantu%20penyerbukan%20dan%20lain%2Dlain.

https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/Tumbuhan+yang+Berpotensi+Sebagai+Fungisida+Nabati/051120/88259f08e9f2df02a72f2db5e76868c44cba17b1860fcfe78d71f2ab17ef94b1230

Leave a comment